Malang, 4 Oktober 2024 – Himpunan Mahasiswa Departemen Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang (UM), kembali menggelar ajang Musabaqoh Qiroatul Kutub dalam acara Pekan Arabi 2024 yang berlangsung dengan meriah di Aula AVA D14. Acara tahunan ini diikuti oleh siswa-siswi dari SMA/MA sederajat di seluruh Indonesia, yang hadir untuk mengasah kemampuan mereka dalam membaca dan memahami kitab kuning, sebagai bentuk pelestarian tradisi keilmuan Islam klasik.

Kompetisi yang berlangsung selama satu hari ini berjalan dengan suasana yang penuh semangat dan khidmat. Setiap peserta mendapat bagian teks atau maqro’ yang berbeda-beda dari kitab yang sama, yaitu Fathul Qorib, sebuah kitab fikih yang menjadi referensi penting dalam dunia pesantren. Pembacaan yang dilakukan tidak hanya menitikberatkan pada kelancaran membaca, tetapi juga pemahaman mendalam atas teks yang dibaca. Peserta dituntut untuk mampu menjelaskan makna dari setiap bagian teks yang mereka bacakan, menghubungkannya dengan konteks keilmuan dan kehidupan sehari-hari. Hal ini mencerminkan bahwa lomba tidak hanya berfokus pada hafalan, tetapi juga pemahaman kritis terhadap ilmu fikih yang terkandung dalam kitab.

Para juri yang terdiri dari dosen-dosen ahli serta pakar keilmuan Arab dari Departemen Sastra Arab, Universitas Negeri Malang, melakukan penilaian dengan ketat. Kriteria penilaian mencakup ketepatan dalam membaca, pemahaman teks, serta kemampuan peserta dalam menjawab pertanyaan juri terkait isi dan maksud teks. Setiap peserta tampil dengan percaya diri, memperlihatkan kemampuan mereka dalam menguasai bahasa Arab tingkat lanjut serta ketelitian dalam memahami kandungan teks kitab kuning.

Salah satu peserta, Fuad Rafeil, siswa dari MAS Darul Lughah wal Karomah, memberikan kesan positif mengenai pengalaman berkompetisi dalam acara ini. “Lomba ini sangat menantang dan bermanfaat. Kami dituntut tidak hanya bisa membaca kitab kuning dengan baik, tetapi juga memahami isinya secara mendalam. Ini bukan hanya soal kemampuan membaca, tetapi juga tentang memahami esensi dan hikmah dari makna yang terkandung di dalamnya. Saya berharap lomba ini bisa terus diadakan setiap tahun sebagai ajang untuk mengasah kemampuan dan wawasan keislaman kami,” tuturnya dengan penuh antusias.

Tak hanya Fuad Rafeil, peserta lain juga mengungkapkan hal serupa. Nazala Flora, salah satu peserta dari MAS Darun Najah, menambahkan, “Ini pengalaman pertama saya mengikuti lomba Qiroatul Kutub di tingkat nasional. Kompetisinya sangat ketat, tapi juga memberikan banyak pelajaran berharga. Saya jadi lebih termotivasi untuk terus memperdalam ilmu agama, terutama dalam memahami kitab kuning yang ternyata sangat relevan dengan kehidupan saat ini.”

Selain kompetisi yang berlangsung ketat, suasana di Aula AVA D14 dipenuhi dengan rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Meski bersaing, para peserta tampak saling mendukung satu sama lain. Banyak di antara mereka yang memanfaatkan momen ini untuk saling bertukar pengalaman terkait metode pembelajaran kitab kuning di pesantren maupun sekolah mereka masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa lomba ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana untuk menjalin silaturahmi dan memperkuat jaringan antarpelajar yang memiliki minat yang sama dalam dunia keilmuan Islam.

Lomba Musabaqoh Qiroatul Kutub di Pekan Arabi tahun ini diharapkan menjadi dorongan bagi generasi muda untuk semakin giat mempelajari literatur Islam klasik dan menjaga tradisi intelektual yang telah diwariskan para ulama terdahulu.Acara ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi literasi klasik dalam Islam tetap hidup di kalangan generasi muda, dan Universitas Negeri Malang, melalui Himpunan Mahasiswa Departemen Sastra Arab, berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan ini di masa depan.

Reporter : Fathan Ryan Maulana