Pandemi tak menurunkan tekat lembaga pendidikan untuk selalu berinovasi, begitu juga yang dilakukkan oleh Jurusan Sastra Arab (JSA) Fakultas Sastra (FS) Universitas Negeri Malang (UM). Sejak pandemi melanda di Indonesia, JSA UM melakukan banyak inovasi, salah satunya pada sidang skripsi, yang mana pada tahun-tahun lalu sidang skripsi hanya dilakukan di dalam ruangan dan dengan penguji dalam saja, yaitu dosen JSA UM. Namun, pada tahun 2021 ini, JSA UM memunculkan inovasi baru, yaitu dengan menghadirkan penguji luar negeri. JSA UM selalu membuka kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya di bidang pembelajaran bahasa Arab.

Rabu 09 Juni 2021, saya sidang skripsi bersama penguji luar negeri. Bagi saya ini merupakan kesempatan yang luar biasa,  belajar dengan beliau-beliau yang sudah hebat pada bidangnya. Acara dimulai pada jam 13:00 WIB – 14:15 WIB, dengan 1 penguji luar negeri dan 3 penguji dalam negeri, yaitu Dr. Khaled Mohammad Miftah (Penguji luar negeri-Qatar), prof. Drs. Muhaiban (Ketua penguji-Indonesia), Prof. Dr.Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fil.I. (Anggota Penguji 1-Indonesia), Dr. Kholisin, M.Hum (Anggota penguji 2/Pembimbing-Indonesia). Judul skripsi saya adalah:

تطوير كتاب فن المناظرة العربية على أساس مناظرات قطر لترقية كفاءة الطلبة في مهارة الكلام

Acara dimulai dengan pembacaan surah Al-fatihah kemudian pemaparan materi oleh peneliti dan di susul dengan tanya jawab serta saran dari para menguji kemudian pengumuman kelulusan sidang dan doa.

 

Sidang kali ini banyak memberikan saya pengalaman, khususnya dari penguji luar negeri, karena beliau merupakan salah satu juri di qatar debate yang kemampuannya di bidang debat sudah tak bisa di ragukan lagi. Beliau banyak memberikan masukan, khususnya pada bidang perdebatan. Di samping itu, para penguji dalam negeri juga memberikan masukan terkait penelitian yang saya tulis, baik dari isi materi ataupun pola bahasa yang masih banyak kekurangannya.

Diuji oleh dua profesor dalam negeri dan 1 doktor luar negeri serta 1 doktor dalam negeri tak menjadikan saya harus pesimis lalu menyerah. Saya paham, saya bukan mahasiswa yang terbaik, tapi saya selalu berusaha untuk memberikan yang tebaik dari yang saya bisa usahakan. Bahasa Arab bukan bahasa ibu, namun ia bisa dipelajari. Setiap manusia diberikan kesempatan untuk selalu berusaha dan membuktikan bahwa ia bisa, sehingga tak mengecewakan mereka yang berharap kepadanya. Saya bersyukur sekali bisa diuji oleh beliau-beliau yang mumpuni di bidangnya, sehingga dari para beliaulah saya bisa mengambil banyak ilmu yang belum saya dapatkan di meja perkuliahan. Saya terinspirasi dengan para penguji yang hebat-hebat ini. Oleh karena itu,  saya ucapkan terimakasih kepada Jurusan Sastra Arab yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk diuji oleh dosen luar negeri, yaitu dari Qatar sesuai skripsi saya yang membahas tentang debat Qatar. Terimakasih kepada para dosen JSA yang  telah mengantarkan saya pada gerbang kelulusan dari S1 Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Sastra Arab, UM. Nasykurukum ya asaatidzah.

Untuk para pejuang skripsi…semangat ya…ada orang-orang tercinta yang kalian harus banggakan dengan kelulusan kalian…capek itu boleh kok, tapi jangan menyerah…semangat para pejuang skripsi, kedua orang tuamu menanti kelulusanmu. Ma’akum an-najah al bahir wa see you next time.

 

oleh: Moh. Rozy Zamroni, S.Pd.