MALANG – Dua mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang (UM) melakukan observasi pembelajaran bahasa Arab berbasis multimedia di SD Islam NU Klojen Kidul, Kota Malang, Senin (9/9/2024). Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah Produksi Multimedia PBA yang diampu oleh Ustadz Dr. Muhammad Ahsanuddin .

Muhammad Warih Hening Kusuma dan Faiza Salsabila, mahasiswa yang melakukan observasi, memfokuskan pengamatan mereka pada kelas 5 yang terdiri dari 11 murid, dengan rincian 6 laki-laki dan 5 perempuan. Proses pembelajaran yang berlangsung dari pukul 12.15 hingga 13.15 WIB ini menggunakan berbagai media, termasuk web Wordwall, proyektor, dan lembar kerja siswa (LKS).

Penggunaan media Wordwall/dokpri

“Penggunaan multimedia dalam pembelajaran bahasa Arab di tingkat SD ini cukup menarik untuk diamati,” ujar Hening. “Kami melihat bagaimana teknologi dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar.”

LKS yang digunakan dalam pembelajaran/dokpri

Di SD Islam NU Klojen Kidul, pembelajaran bahasa Arab hanya diajarkan untuk siswa kelas 4, 5, dan 6. Siswa kelas 3 diperkenalkan dengan dasar-dasar bahasa Arab sebagai persiapan.

Dalam wawancara dengan Ibu Qoribatul Jannah, guru bahasa Arab di sekolah tersebut, terungkap beberapa tantangan yang dihadapi dalam implementasi pembelajaran berbasis multimedia. “Kami menghadapi beberapa kendala, mulai dari waktu pembelajaran yang ada di siang hari, keterbatasan akses teknologi hingga keterbatasan kompetensi teknis yang membuat kami harus bisa membuat suasana dikelas menjadi asik dan bisa membuat siswa fokus dengan pelajaran” jelasnya.

wawancara bersama pengajar bahasa Arab/dokpri

Tantangan lain yang disebutkan meliputi kendala bahasa dalam penggunaan perangkat atau aplikasi, masalah teknis, dan keterbatasan waktu. Sementara itu, dari sisi siswa, tantangan yang dihadapi termasuk keterbatasan akses pribadi terhadap teknologi, kurangnya interaksi langsung, kurangnya praktik langsung, dan masalah disiplin belajar.

Meski menghadapi berbagai tantangan, potensi multimedia dalam memperkaya proses belajar bahasa Arab tetap diakui. “Multimedia membuka peluang untuk personalisasi pembelajaran dan mendukung penilaian berbasis teknologi,” tambah Ibu Qoribatul.

Faiza menambahkan, “Observasi ini memberi kami wawasan berharga tentang penerapan teknologi dalam pembelajaran bahasa Arab di tingkat dasar. Ini akan sangat membantu dalam pengembangan metode pengajaran kami di masa depan.”

Ustadz Dr. Muhammad Ahsanuddin , dosen pengampu mata kuliah, menekankan pentingnya observasi ini bagi mahasiswanya. “Pengalaman langsung melihat penerapan teknologi dalam pembelajaran bahasa Arab di lapangan akan memperkaya perspektif mereka sebagai calon pendidik,” ujarnya.

Hasil observasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan metode pembelajaran bahasa Arab yang lebih efektif dan sesuai dengan era digital.