Departemen Sastra Arab Universitas Negeri Malang (UM) menggelar International Conference on Arabic Language (INCALA), Sabtu (11/11/2023). Mengusung tema Kreatifitas dan Inovasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia, kegiatan ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dari para peserta.
Wakil Dekan III, Fakultas Sastra UM, Dr. Kusubakti Andajani, M.Pd menyampaikan bahwa konferensi ini telah berkembang pesat. Dari sebelumnya Konferensi Internasional Bahasa Arab (Konasbara) menjadi INCALA.
“Ini sangat luar biasa, sudah tumbuh dari remaja ke dewasa. Konasbara sudah cukup lama dan andaikan itu dianalogikan sebagai gadis remaja kini sudah dewasa. Saya sangat bangga dengan ini,” terangnya.

Lebih lanjut Andajani menjelaskan, bahwa dinamika perkembangan global saat ini tidak dapat dibendung, terlebih lagi untuk dihentikan. Maka dari itulah, saat ini semua civitas academica harus beradaptasi dengan perkembangan yang ada.
Termasuk, melakukan berbagai upaya atau inovasi agar dapat mengikuti arah perkembangan tersebut menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilakukan di dunia pendidikan.
“Mau tidak mau ini harus dilakukan sebagai program yang akan membekali peserta didik untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan, beradaptasi dengan perkembangan zaman, beradaptasi dengan global. Kita harus berinovasi dan kreatif dalam berbagai hal,” paparnya.

Andajani menyebut belajar bahasa tidak terlepas dari budaya. Bahasa Arab memiliki konteks budaya Islam, selaras dengan kondisi di Indonesia yang mayoritas adalah muslim. Meski begitu, tak dipungkiri budaya muslim telah banyak tergerus dengan budaya global.
Dengan adanya seminar ini, pihaknya berharap akan ada hal-hal baru, pemikiran baru yang dapat dikembangkan lebih lanjut, utamanya dalam aktivitas pembelajaran Bahasa Arab.
“Budaya muslim sudah banyak tergerus oleh budaya global. Karena itu secara pribadi saya sangat berharap ada mutiara-mutiara yang bisa ditemukan dari konferensi ini untuk mengeksiskan budaya, mengajarkan bahasa dengan budaya melalui pembelajaran bahasa Arab. Semoga kreativitas dan inovasi dalam mengajar menjadi lebih baik melalui aktivitas dan melalui hasil-hasil penelitian yang disampaikan melalui konferensi ini,” katanya.

Ketua Departemen Sastra Arab, Dr. Mohammad Ahsanuddin, M.Pd menjelaskan bahwa konferensi ini bermula dari Konasbara yang pertama kali digelar tahun 2015 dan merupakan inisiasi dari Jurusan Sastra Arab. Konferensi ini selalu rutin digelar setiap tahun sekali.
Kemudian, pada tahun 2020, gelaran konferensi ini berlangsung secara daring, mengingat saat itu pandemi masih melanda tanah air. Meski digelar secara online, antusiasme para peserta tak lantas surut.
Justru gelaran konferensi ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dari para peserta. Dari yang awalnya difokuskan untuk para guru, kemudian berkembang dengan peserta para dosen hingga para mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus maupun peserta dari luar negeri.
“Waktu online pesertanya banyak, bahkan dari luar negeri juga ada. Sehingga pada tahun 2022 kemudian disepakati diubah menjadi konferensi internasional,” paparnya.
Dengan gelaran INCALA ini, pihaknya berharap kedepan dapat terus berkembang dengan antusiasme para peserta yang semakin meningkat. Sebab, adanya forum ini memiliki banyak kebermanfaatan.
INCALA mendorong ketertarikan para peserta untuk lebih dalam mempelajari bahasa Arab. Selain itu juga mendorong para peserta, khususnya guru, dosen dan mahasiswa terbiasa dan percaya diri menyampaikan artikelnya pada forum nasional ataupun internasional.
“Insyaallah ke depan acaranya tidak di akhir tahun, mungkin sekitar bulan Agustus atau September. Konsep acara juga mengundang langsung pemateri bukan dari Malang, tapi juga dari luar negeri,” jelasnya.
Sementara itu, dalam INCALA ini dihadirkan pemateri berkompeten, yakni Prof. Dr. H.M Abdul Hamid, MA yang merupakan guru besar bidang Ilmu Bahasa Arab dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang dan juga Dr. Moh. Khasairi, M.Pd dari Jurusan Sastra Arab UM.
Dalam paparannya Prof. Dr. H.M Abdul Hamid, MA menyampaikan materi tentang Kreativitas dan Inovasi dalam Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia. Sedangkan Dr. Moh. Khasairi, M.Pd menyampaikan materi tentang akselarasi kemampuan pembelajar Bahasa Arab dengan metode Translate Self Review (TSR) pada era Kurikulum Merdeka.