Abdul Adzim Irsad

Setiap orang selalu berusaha menampilkan sesuatu yang menarik dan unik agar setiap orang melirik dan tertarik kepadanya. Dalam dunia marketing, setiap pengusaha biasanya selalu berusaha keras agar usahanya didatangi oleh banyak orang, dan membeli produknya atau dagangannya. Dengan berbagai cara, mereka berusaha menampilkan produk andalan yang berbeda dengan produk lainnya. Ketika di Matahari, sering kita melihat sebuah tulisan “beli dapat satu/ Buy One Get One”. Biasanya, produk tersebut kurang begitu laku. Agar supaya barang tersebut laku, maka dengan cara tersebut barang tersebut bisa keluar dan tidak menjadi beban.

 

Begitu juga dengan sebuah sebuah lembaga pendidikan, baik pendidikan formal atau non formal, selalu berusaha menarik perhatian calon anak didik. Sekolah, kampus, bahkan pesantren unggulan, selalu menampilakan program-program menarik bagai calon peserta didik. Ada sebuah sekolah yang sering mendatangkan artis Ibukota dan juga band-band terkenal, dengan tujuan agar supaya sekolahnya menarik dan diminati oleh calon anak-anak didik. Ada juga lembaga pendidikan, baik tingkat menenggah hingga perguruan tinggi yang memberikan beasiswa kepada penghafal Al-Quran, olahragawan/atlit, bahkan kepada senimanan.

 

Dengan harapan, mereka mampu mengharumkan nama kampusnya. Tidak jarang memberikan beasiswa secara khusus kepada santri-santri yang memiliki keahlihan khusus, seperti; pandai membaca kitab kuning, penceramah, qiroatul quran. Tujuan utamanya adalah mencari calon anak didik yang bebakat dan berkualitas untuk mengangkat derajat dan martabat institusi dengan cara yang terhormat dikancah nasional dan internasional. Seringkali kita menemukan sebuah sekolah, kampus, selalu menampilkan deretan trofi dan piala, bahkan nama-nama anak didik yang memiliki prestasi baik tingkat nasional maupun internasional. Kemudian keberhasilan mereka dipublikasian melalui media, seperti; koran, majalah, telivisi. Tujuannya agar semua orang tahu bahwa istititusinya berkualitas dan hebat.

 

Dengan begitu, setiap orangtua akan tertarik memasukkan putra-putrinya pada lembaga tersebut. Yang begini pasti keren baget. Bagi seorang marketing, apa-pun akan dilakukan asalkan mengutungkan terhadap institusinya. UM (Universitas Negeri Malang) salah satu kampus unggulan dan terbesar di Kota Malang. Jumlah mahasiswanya cukup banyak. Kampusya cukup bagus dan ramah terhadap lingkungan. Setiap mahasiswa yang kuliah di Universitas Negeri Malang dijamin betah. Tetapi, jika brosing di internet, khususnya di Search Engines milik Google, selalu yang keluar UMM (Universitas Muhammadiyah Malang). Padahal, UM (Univeritas Negeri Malang) itu jauh lebih tua, dan paing banyak jumlah guru besar dan doktornya, juga mahasiswanya begitu banyak.

 

Barangkali, jumlah guru besarnya paling banyak dibandingan dengan kampus-kampus di kota Malang. UM itu Memiliki jurusan yang amat menarik dan menyenangkan yaitu “Jurusan Sastra” yang membawahi Sastra Indonesia, Inggris, Jerman, dan Arab. Rupanya, Jurusan Sastra Arab kurang populer dikalangan masyarakat luas. Terbukti, ketika sedang bercerita dan ngobrol dengan teman-teman seputar jurusan Sastra Arab di Universitas Negeri Malang, ternyata masih banyak yang kaget. Ini menjadi isarat, bahwa Jurusan Bahasa Arab di Universitas Negeri Malang masih belum begitu populer. Barangkali, saat ini sudah waktunya Jurusan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang berkibar di bumi Nusantara dan Asean. Berdasarkan sebuah data, ternyata para peminat Jusrusan Sastra Arab di Universitas Negeri Malang semakin tahun semakin signifikan, bahwa mengalahkan jurusan yang lain.

 

Ini berarti, masyarakat luas, khususnya dunia pendidikan sudah mengenal Jurusan Sastra Arab. Bisa jadi, suatu ketika, Jurusan Sastra Arab menjadi brand di Universitas Malang. Berbagai seminar, baik Nasional maupun Internasioal pernah di gelar di Universitas Negeri Malang, khususnya yang di gawangi oleh Bahasa Arab menjadikan Jurusan Sastra Arab semakin dikenal. Bahkan setiap tahun Jurusan Sastra Arab mengadakan Pekan Arab Eksternal yang di ikuti oleh lembaga-lembaga pendidikan, seperti; pesantren, kampus, dan sekolah-sekolah tinggat SMA/Aliyah. Berbagai lomba ilmiyah yang ditawarkan ternyata mendapat sambutan yang sangat bagus dari para peserta. Beberapa lomba yang rutin antara lain; debat bahasa Arab, Kaligrafi, Ceramah, bernyanyi bahasa Arab, Cerdas Cermat, oplimpiyade. Semuanya menggunakan bahasa Arab.

 

Ini juga bagian dari cara mengenalkan Jurusan Sastra Arab. Ini sangat keren habis dalam mengenalkan bahasa Arab di bumi Nusantara. Belum lagi ke-aktifan Jurusan Sastra di dalam mengikuti lomba-lomba ilmiyah, baik tingkat Nasioanl maupun Asean. Mahasiswa Jurusan Sastra Arab seringkali menjadi langgaran juara, baik juara pertama, kedua, dan ketiga dengan berbagai lomba ilmiyah. Biasanya, debat Bahasa Arab selalu memperoleh juara, dan juga Qiroatul Quran. Sampai-sampai, Universitas Negeri Malang memiliki ASC (Al-Quran Study Club) yang menjadi wadah mahasiswa yang mencintai Al-Quran, baik para pemula maupun para penghafal. Saat mengikuti lomba ceramah di Universitas Indonesia Jakarta, Mahasiswa Jurusan Sastra Arab juga menjadi juara, begitu juga ketika mengikuti lomba di UNJ (Universitas Negeri Jakarta) dan Universitas Gunung Jati Bandung. Hampir setiap even, selalu mengirimkan delegasinya, dan selalu menjadi juara. Moemnteum ini sekaligus mengenalkan diri bahwa Jurusan Sastra Arab di Universitas Negeri Malang memang bermental juara. Nah, saat ini Mahasiswa Jurusan Sastar Arab mencoba mengikuti even tingkat Asean di Malaysia.

 

Dengan modal berani dan nyali yang tinggi alias nekad, dan tentu saja sudah memperhitungkan kualitas mahasiswa yang diterjunkan. Jurusan Sastra Arab mengirimkan delegasinya. Di antaranya Fahrurozi dan Nudiya, dan Irman, mahasiswa semester IV Jurusan Sastra Arab mengikiti lomba debat dan Qiroatul Quran. Dari 20 peserta, khususnya yang ikut serta dalam depat masuk peringkat 12. Lumayalah. Dan rupanya Rofiatul Muna satu-satunya delegasi dari Jurusan Sastra Arab yang mengikuti lomba Tilawati Quran mampu mengharumkan nama Universitas Negeri Malang di Negeri Jiran Malaysia.

 

Rofiatul Muna menjadi juara ke-dua dalam ajang Tilawatil Quran. Muna, mampu meraih juara dua, dan berhak memperolah @1000 RM yang diperkiran menjadi Rp. 3.600.000. Barangkali, Muna juga bisa mengangkat derajat dan martabat Universitas Negeri Malang melalui alunan ayat-ayat suci Al-Quran di Negeri Jiaran, sesuai dengan namanya “Rafiatul Muna”. Muna bisa jadi akan memperoleh beasiswa di Malaysia karena prestasinya yang bagus dan berkualitas. Jika kurang memperoleh perhatian dari kampus tempat ia belajar, bisa jadi Muna akan mendapatkan perhatian khusus dari Negeri Jiran. Semoga Muna bisa menjadi ikon jurusan Sastra Arab, sekaligus menjadi daya tarik bagi calon mahasiswa baru. Juga, menjadi daya tarik bagi setiap orangtua untuk mendorong putra-putrinya belajar di Jurusan Sastra Arab. Muna juga mengharumkan bangsa Indonesia, sekaligus mengharumkan nama-nama guru dan kyainya yang mengajari Al-Quran selama ini. KH Khusaini Ponpes Riyadussolihin Timur Pasar Besar Malang adalah tempat Rofitul Muna nyantri dan mendalami Al-Quran. Universitas Negeri Malang dan Jurusan Sastra Arab memperoleh berkah dari alunan ayat suci Al-Quran. Semoga semakin berkah.